Kamis, 11 April 2019

HUT BUMN Bersama Milenial


BUMN mengajak masyarakat untuk merasakan keseruan peringatan hari ulang tahun BUMN yang jatuh pada tanggal 13 April 2019. Acara ulang tahun BUMN ini diadakan setiap tahun. Menjelang acara ulang tahun, selalu ada acara semacam CSR atau bakti sosial dulu sebelumnya.

Saat ngopi bareng di Cafe Paradigma, studio Usee TV, hadir Deputi BUMN bapak Fajar Harry Sumarno. Beliau banyak memberi penjelasan tentang perkembangan BUMN saat ini. PLN, Pertamina, bank-bank BUMN (Mandiri, BNI, BRI, BTN, dsb) adalah bagian dari keluarga besar BUMN.

Bro Harry, demikian panggilan akrab Deputi BUMN ini. Pak Fajar Harry Sumarno, saat itu menjelaskan, mulai tahun 2015 BUMN membuka pintu untuk masyarakat bergabung. Pada waktu itu masih sedikit yang mengetahui. Memasuki tahun 2016, sudah mulai bertambah masyarakat yang terlibat langsung dengan BUMN. Saat ini sudah banyak, bahkan sudah ada milenial BUMN. Wih keren.

Deputi BUMN bapak Fajar Harry Sumarno
Deputi BUMN bapak Fajar Harry Sumarno

BUMN dalam HUT nya memperkenalkan LINK AJA, sebuah aplikasi yang mempermudah transaksi bagi masyarakat. Apa itu LINK AJA? 

Aplikasi Link Aja
Aplikasi Link Aja

Link aja adalah semacam dompet digital yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi dan pembayaran berbagai tagihan. Mulai dari pembayaran tagihan BPJS, tagihan listrik, tagihan PAM, tagihan Indihome, hingga pembayaran tagihan KPR (BTN, Mandiri, BRI, BNI, dsb). 

Pembayaran tagihan ini bisa dengan mudah dilakukan menggunakan aplikasi Link Aja yang bisa didownload melalui android. Cukup registrasi menggunakan e-ktp, menggunakan nomor telpon. Akun sudah bisa dibuat.

Transaksi Link aja juga bisa dilakukan di merchant-merchant yang bertuliskan menerima pembayaran dengan Link Aja. Transaksi dengan scan barcode. Beli bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar bertanda Pertamina juga bisa menggunakan Link Aja. Pembayaran yang mudah dan praktis.

Pada acara seru bareng BUMN, hadir juga Bro Yossy Istanto, Direktur Human Capital BTN. Beliau mengatakan, BTN merupakan bagian dari keluarga BUMN juga.


Yossy Istanto, Direktur Human Capital BTN
Yossy Istanto, Direktur Human Capital BTN

Program BTN ternyata banyak juga, ada paket pangan murah, pangan murah yang di maksud seperti minyak beras yah sembako lah. Nah ini yang sedang ditunggu-tunggu kaum milenial, Program KPR untuk Milenial. Mantab kan.

Segmen yang dituju adalah menengah ke bawah atau kaum milenial yang baru mau punya rumah dan belum punya banyak uang. Wah dengan begini milenial Indonesia nggak usah khawatir untuk memiliki rumah, karena BTN sudah membuat program KPR untuk milenial.

BUMN membuka lebar bagi semua masyarakat yang ingin bergabung. Saat ini sudah ribuan pengusaha kecil dan menengah yang bergabung dengan BUMN. 

BUMN juga merambah ke kampus-kampus dalam bentuk acara Goes to Campus. Tujuannya untuk memberikan edukasi dan memberdayakan mahasiswa. Menjaring mahasiswa berbakat dan berprestasi untuk masuk dan bergabung dengan BUMN.

BUMN menggelar program magang bersertifikat, yang di sebut Program rekrutmen bersama BUMN.

Rendy Herison juga ada lho di acara seru-seruan bersama BUMN dalam rangka HUT BUMN ke 21 ini. Rendy, atau yang biasa dipanggil doroi (pemilik akun twitter @doroii) adalah digital analisis. Rendy membahas kegiatan melalui digital yang terkait dengan HUT BUMN. 

Nggak kalah seru pada acara malam itu di cafe paradigma, ditutup dengan hadirnya seorang milenial bernama Wendy Marc, selebgram yang juga penyanyi. Wendy ternyata sudah beberapa kali ikut bergabung di acara-acara bersama Milenial BUMN. Wendy menceritakan keseruan mengikuti berbagai acara yang di selengarakan BUMN bersama Milenial seperti Banyuwangi Marathon. Setelah obrolan seru tentang HUT BUMN berakhir, Wendy menyanyikan sebuah lagu manis yang milenial banget.

Senin, 11 Februari 2019

Pentingnya Pemetaan & Pendidikan Bencana

Mungkin masih lekat di ingatan kita tentang bencana yang baru saja terjadi akhir tahun  2018 lalu di Selat Sunda. Tsunami yang awalnya diduga akibat gempa, ternyata karena anak gunung Krakatau yang sedang batuk.

Kelakuan anak gunung Krakatau ini memang di luar dugaan. Padahal BMKG selalu melakukan pemantauan. Tapi, namanya bencana memang sulit sekali diprediksi terjadinya. Walau sudah ada pendeteksi gempa atau tsunami, bisa kalah cepat juga.

Diskusi FMP 9 bersama pakar dari BMKG, BNPB, Kemen ESDM
Diskusi FMP 9 bersama pakar dari BMKG, BNPB, Kemen ESDM

Menurut pak Lilik Kurniawan, Kepala Pemberdayaan Masyarakat BNPB, pada diskusi yang diselenggarakan oleh FMB 9 di gedung BMKG, 8 Februari 2019 lalu 
"Baru lewat 40 hari memasuki tahun 2019, korban jiwa yang jatuh akibat bencana saja sudah mencapai 4000 orang, entah korban tsunami, tanah longsor, banjir bandang, dsb. Ini merupakan jumlah yang sangat besar". 

Banyaknya korban ini tentu menjadi perhatian pemerintah. Pada 2 Februari 2019 lalu, Presiden Joko Widodo sengaja menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) kebencanaan yang dilakukan BNPB dan BPBD seluruh Indonesia. Presiden langsung memberikan beberapa arahan agar korban pada tiap bencana dapat diminimalisir, agar mitigasi bencana bisa dilaksanakan dengan maksimal.

Katalog Bencana, daerah-daerah rawan gempa, gunung api, tanah longsor, tsunami, banjir dsb
Katalog Bencana, memuat daerah rawan gempa, gunung api, tanah longsor, tsunami, banjir dsb

Presiden menginginkan adanya pengaturan pengurangan resiko bencana dalam perencanaan pembangunan. Pemda juga diharapkan lebih tegas dalam pengelolaan tata ruang, hendaknya meminimalisir resiko bencana. Akademisi dan pakar bencana dilibatkan dalam memprediksi siklus ancaman, mengantisipasi, dan mengurangi dampak bencana.

Presiden mengharapkan semua pihak, mulai gubernur, sampai pangdam dan kapolda, turun langsung dalam penanganan kondisi darurat. Peringatan dini terpadu dengan berbagai pihak lebih dimaksimalkan.

Pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah, hingga di masyarakat, terutama di daerah rawan bencana harus sudah dilakukan. BNPB sudah mulai melakukan pendidikan kebencanaan kepada ibu-ibu dan anak-anak. Karena mereka jadi korban paling banyak. 


Menurut pak Lilik, jika ibu-ibu diedukasi, mereka akan menularkan ilmu ini ke teman-temannya. Demikian juga anak-anak, mereka diharapkan tahu apa yang harus dilakukan saat dihadapkan pada kondisi bencana. 

Pendidikan ini diharapkan disesuaikan dengan karakteristik bencana di tiap daerah. Misalnya daerah yang rawan Tsunami, diajarkan mitigasi bencana tsunami. Jadi disesuaikan dengan kebutuhan tiap daerah. Simulasi dan pelatihannya harus dilakukan secara berkala, agar masyarakat bisa secara otomatis tanggap tiap menghadapi bencana. Papan peringatan dan rute evakuasi harus dipasang dengan jelas.

Contoh Pemetaan Cepat Dampak Bencana
Contoh Pemetaan Cepat Dampak Bencana

Pentingnya mitigasi bencana yang tepat menjadikan pembuatan peta bencana menjadi hal yang tak boleh diabaikan. Pak Antonius Bambang Wijanarko, Kepala Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika menyebutkan, pembuatan peta dasar yang sama, harus dilakukan. Peta dasar merupakan peta topografi yang meliputi jalan, sungai, garis pantai, kontur, batas wilayah. Dengan adanya peta dasar, semua pihak bisa berbicara dan "bermain di papan catur yang sama" . Dengan bermain di papan catur yang sama, tumpang tindih atau over lapping bisa dikurangi.
 
Diskusi selengkapnya bisa disimak di video ini.